Kamis, 08 Februari 2018
Masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia tidaklah terjadi dalam waktu yang singkat. Proses ini berlangsung secara bertahap dan dilakukan dengan jalan damai sehingga membutuhkan diversifikasi saluran penyebaran agar ajaran agama islam bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia, terlebih bila kita menilik besarnya pengaruh agama Hindu dan Budha yang telah lebih dulu ada. Pada praktiknya sendiri, proses islamisasi di Indonesia tersebut dilakukan lewat beberapa saluran. Apa saja saluran islamisasi di Indonesia yang pernah digunakan dalam penyebaran Islam di Nusantara pada masa silam? Berikut pada artikel kali ini kita akan membahasnya secara lengkap disertai penjelasan dan contoh penerapannya.
Sedikitnya ada 7 saluran islamisasi di Indonesia yang pernah digunakan dalam membantu penyebaran islam di Nusantara. Ketujuh saluran tersebut meliputi saluran perdagangan, saluran perkawinan, saluran pendidikan, saluran dakwah, saluran seni budaya, saluran tasawuf, dan saluran politik.
Letak geografis Indonesia yang sangat strategis sebagai jalur perdagangan dan pelayaran dunia pada masa silam telah mendorong proses masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara. Para pedagang dari Gujarat, Arab, maupun Persia datang ke kepulauan Indonesia selain untuk berniaga, sebagian lainnya juga membentuk perkampungan muslim yang pada akhirnya menjadi pondasi utama saluran islamisasi di Indonesia. Contoh perkampungan muslim misalnya bisa kita temukan di beberapa wilayah pesisir pantai timur Sumatera dan pantai Utara Jawa, seperti di Pekojan, Jakarta Utara.
Saluran perkawinan menjadi saluran islamisasi di Indonesia yang paling besar pengaruhnya. Dalam hal ini, kondisi ekonomi para pedagang muslim yang cenderung lebih baik membuat banyak wanita pribumi yang tertarik untuk dinikahi.
Saluran islamisasi di Indonesia juga dilakukan lewat jalur dakwah. Seperti diketahui, dalam ajaran islam, setiap muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah atau menyampaikan risalah kebenaran kepada orang-orang yang belum mendapat pencerahan. Karena itu, tidak sedikit diantara para pedagang muslim atau orang yang sudah lebih dahulu memeluk islam mendakwahkan agama yang dianutnya kepada masyarakat, bahkan ada pula yang melakukan pembinaan secara intensif seperti yang dilakukan Wali Songo di pulau Jawa.
Saluran islamisasi di Indonesia yang dilakukan lewat jalur pendidikan dibuktikan dengan berdirinya banyak pesantren di Jawa pada masa silam. Kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa terbukti telah menjadi pusat pendidikan islam. Para santri dari seluruh penjuru nusantara menimba ilmu islam di pesantren-pesantren Demak untuk kemudian menyebarkan ilmu tersebut di daerah asalnya masing-masing.
Saluran seni budaya banyak dilakukan ulama-ulama pada masa penyebaran awal syiar islam. Melalui saluran ini, islam disampaikan lewat media seni budaya seperti yang dilakukan Sunan Kalijaga lewat pertunjukan wayang kulit, Sunan Bonang dan Sunan Drajad lewat kesenian gamelan dan lagu, Sunan Kudus lewat cerita pendek beresensi filsafat islam, dan lain sebagainya.
Eksistensi agama Hindu Budha pada kondisi masyarakat Nusantara diawal penyebaran islam membuat para ulama mengelaborasi pola pikir masyarakat yang masih berorientasi pada agama yang lebih dulu dianutnya lewat jalur tasawuf. Tasawuf adalah metode penyampaian syiar islam lewat pendekatan kehidupan sehari-hari dan mengantarkan pemahaman islam berdasarkan logika dan pemikiran.
Saluran islamisasi di Indonesia juga dilakukan lewat jalur politik. Contoh penerapan saluran ini misalnya terjadi pada kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi Selatan. Kerajaan kerajaan yang awalnya bercorak Hindu Budha ditaklukan untuk kemudian dibentuk menjadi kerajaan Islam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar